Rabu, 29 Desember 2010

Melestarikan Rumah Adat Suku Bugis



Oleh: Bahtiar

Bugis adalah nama sebuah suku yang menetap di daerah Sulawesi Selatan. Mereka mempunyai rumah adat suku Bugis yang bentuknya hampir sama seperti banyak rumah adat tradisional lainnya di daerah Sumatra dan Kalimantan, yaitu rumah panggung.
Alasan Keamanan
Masyarakat yang hidup di masa lampau, mengajarkan kearifan untuk berdamai dengan alam melalui bentuk rumah, pakaian adat dan juga cara mereka mencari penghidupan. Mereka membangun rumah bentuk panggung dengan alasan keamanan karena saat itu, binatang buas masih banyak berkeliaran di sekitar tempat manusia bermukim.
Warisan kearifan tersebut dipelihara turun temurun hingga saat ini oleh beberapa warga suku Bugis yang masih mempertahankan bentuk rumah adat suku Bugis tradisional menjadi rumah mereka.
Ini dapat dilihat jika Anda berjalan-jalan ke beberapa daerah di Sulawesi Selatan tempat suku Bugis bermukim. Rumah-rumah panggung masih banyak berjajar di sepanjang jalan kampung. Alasan mereka adalah, selain melestarikan adat, juga demi keamanan dan kenyamanan.
Desain        
Seperti kebanyakan rumah tradisional lainnya, rumah adat suku Bugis juga memakai bahan dasar kayu sebagai materi utama pembuatnya. Berdiri di atas beberapa tiang penyangga utama yang bernama alliri, rumah panggung itu cukup kokoh hingga ratusan tahun usianya.
Lantai rumah terbuat dari potongan-potongan papan kayu yang disusun pada sebuah kayu yang melintang di sepanjang alliri. Istilah kayu yang jadi penghubung tiap alliri adalah fadongko'.
Ruangan Dalam Rumah    
Dalam sebuah rumah adat suku Bugis, selalu terdapat rakkeang atau langit-langit rumah. Fungsinya seperti plafon. Dahulu, masyarakat Bugis menggunakan rakkeang sebagai tempat menyimpan hasil bumi atau panennya.
Awa bola merupakan ruang yang berada di bawah rumah, atau kolong rumah. Di sana sering digunakan untuk memelihara ternak, atau memasak dan menyimpan kayu bakar. Ale bola adalah ruang tengah rumah tempat tinggal. Di sana biasanya terdapat beberapa ruangan kamar tidur dan juga ruang makan.
Selain bagian-bagian tersebut, beberapa orang menambahkan lego-lego atau ruangan tambahan di rumah adat suku Bugis yang mereka miliki tersebut. Dibagian depan, dapat ditambahkan teras. Di belakang, biasanya untuk dapur.
Melestarikan keberadaan rumah adat dengan menjadikannya sebagai rumah tinggal, otomatis turut menjaga kebudayaan turun-temurun yang diwariskan oleh nenek moyang masing-masing suku. Dan hal itu niscaya semakin memperkaya kebudayaan milik bangsa Indonesia.
Sumber : AnneAhira.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar